PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Setiap saat masyarakat selalu mengalami
perubahan. Jika dibandingkan apa yang tejadi saat ini dengan beberapa tahun
yang lalu. Maka akan banyak ditemukan perubahan baik yang direncanakan atau
tidak, kecil atau besar, serta cepat atau lambat. Perubahan-perubahan tersebut
dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan sosial yang ada.
Dimana manusia selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Oleh karena
itu manusia selalu mencari sesuatu agar hidupnya lebih baik.
Sebagai contoh kasus, dahulu keluarga
sepenuhnya berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi anak-anak yang belum
dewasa, sumber pengetahuan (pendidikan) dan keterampilan serta sumber ekonomi.
Namun, pada masa sekarang, fungsi keluarga mengalami perubahan. Anak-anak tidak
hanya memperoleh pengetahuan dari keluarga, tetapi juga melalui berbagai media
massa, seperti televisi, radio, koran dan internet.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis
dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut: Mengetahui bagaimana radio dan televisi siaran mengubah pola hidup
keluarga?
C. Tujuan
dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari penyusunan makalah ini, antara lain:
1.
Diharapkan
makalah ini dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut.
2.
Dengan
makalah ini dimaksudkan untuk dapat memberi pemahaman tentang bagaimana radio
dan televisi siaran mengubah pola hidup keluarga.
PEMBAHASAN
A.
RADIO DAN TELEVISI SIARAN MENGUBAH POLAH
HIDUP KELUARGA
Derasnya suplai alat
elektronik mengakibatkan
kuatnya intensitas penggunaan radio dan televisi oleh keluarga sehingga hampir
semua keluarga memiliki radio dan televisi. Di tilik dari intensitas alokasi
waktu yang digunakan untuk mendengarkan radio dan menonton TV, setiap daerah
dan juga keluarga memiliki variasi meskipun secara keseluruhan cukup intens
(lebih dari 1 jam per hari).
Intensitas penggunaan televisi memunculkan
kekhawatiran sebagian besar orang tua sehingga orang tua berupaya untuk
membatasai dengan cara melarang atau juga mengalihkan aktivitas anak ke
aktivitas lainnya. Kekhawatiran orang tua tersebut disebabkan oleh banyaknya
acara televisi yang kurang konstruktif, bahkan cenderung anti sosial. Hal ini
paralel dengan penelitian Andayani dan Suranto (1997) yang menunjukkan
kecenderungan anak untuk menonton acara TV yang anti sosial. Hal itu diperparah
dengan adanya persaingan di antara stasiun televisi yang semakin ketat sehingga
mereka bersaing tanpa memperhatikan dampak negatif dari
tayangan tersebut.
Hal tersebut diperparah dengan keterbatasan
kemampuan orang tua (media literacy) dalam mendampingi anak bahkan juga ada
kekurangpedulian orang sehingga kurang memperdulikan kondisi yang tengah
terjadi antara televisi dan anak-anaknya. (Tini Hadad, 1997).
Persaingan antar media massa juga berdampak
pada perilaku kurang sehat dari para pengelola media massa yang ditunjukkan
dengan rendahnya self-cencorship sehingga Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
banyak memberikan teguran. Selama 2005-2006 saja, KPI telah mengeluarkan
sebanyak 141 teguran, dua diantaranya diancam dilaporkan ke polisi.
Berdasarkan fenomena tersebut, setidaknya ada
dua masalah yang perlu didalami, yaitu: (1) tingginya intensitas penggunaan
televisi tidak diiringi dengan berkembangnya budaya dan melek media (media
literacy) sehingga orang tua memiliki keterbatasan waktu dan pengetahuan dalam
mendampingi anaknya yang menonton televisi. Hal ini mengakibatkan perubahan
perilaku anak yang menjadi cepat dewasa secara seksual dibandingkan kematangan
umur dan mentalnya. Hal ini diperparah dengan banyaknya visualisasi kekerasan
yang gampang ditiru oleh anak sehingga berkembang perilaku agresif dan
kecenderungan melakukan kekerasan di kalangan anak-anak; (2) berbagai acara
televisi menawarkan berbagai tayangan menarik ke ruang pribadi keluarga dan
anak sehingga banyak waktu yang terbuang untuk menonton televisi yang secara
bertahap memunculkan sikap malas belajar karena tergoda tayangan televisi.
B.
MEDIA RADIO LEBIH MEMBAWA
DAMPAK POSITIF
Sekarang mari kita buka lagi
pikiran kita mengenai pemanfaatan radio dalam pendidikan. Namun sebelumnya kita
ulas kembali apa itu radio. Pengertian “Radio” menurut ensiklopedi Indonesia
yaitu penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas
yang memiliki frequensi kurang dari 300 GHz (panjang gelombang lebih besar dari
1 mm). Sedangkan istilah “radio siaran” atau “siaran radio” berasal dari kata
“radio broadcast” (Inggris) atau “radio omroep” (Belanda) artinya yaitu
penyampaian informasi kepada khalayak berupa suara yang berjalan satu arah
dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media. Sedangkan menurut Versi
Undang-undang Penyiaran no 32/2002 : kegiatan pemancarluasan siaran melalui
sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa
dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau
media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh
masyarakat dengan perangkat penerima siaran, yang dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan.
Dengan adanya radio, seluruh
informasi dapat disebarluaskan dalam waktu yang singkat, bahkan sampai dengan
daerah yang belum terjangkau sekalipun oleh media lainnya. Jika kita melihat
geografis bangsa ini, sekitar 70% penduduk Indonesia tinggal di desa, tetapi akses
informasi dikuasai oleh masyarakat kota. Selain itu dari 5,5 juta oplah surat
kabar yang terbit di Indonesia, 60% beredar di Jakarta; dan dari 40% (sekitar
2,2 juta) yang beredar di luar Jakarta, 70% beredar di kota, sedangkan untuk
desa seluruh Indonesia hanya 660.000 examplar. Jika desa di Indonesia ada
63.000, berarti rata-rata tiap desa hanya mendapat jatah 10,4 examplar surat
kabar. (A, Darmanto, 2008. Produksi Program Audio).
Lalu apakah cukup 10
examplar untuk dibaca oleh masyarakat satu desa? Apakah mungkin berita yang
disampaikan langsung dimengerti oleh masyarakat? Dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut, maka jawabnya hanya satu yaitu media yang tepat untuk daerah seperti
itu tidak lain radio. Radio memang fenomenal bagi masyarakat desa. Apalagi
untuk desa yang belum tersentuh sama sekali dengan kehidupan modern dan belum
teraliri oleh listrik.
Kenapa radio begitu
fenomenal? Tentu ada sebabnya. Radio memiliki karakteristik yang tidak dimiliki
oleh media lainnya. Menurut Dodi Mawardi, dalam situsnya
(http://dodimawardi.wordpress.com) ada sembilan karakteristik media radio yaitu
:
· Theater of Mind (Media radio memiliki kemampuan untuk
mengembangkan imajinasi
pendengar).
·
Personal (Media radio mampu menyentuh pribadi pendengar).
·
Sound Only (Media radio hanya menggunakan suara dalam
menyajikan informasinya).
·
At Once (Media radio dapat diakses cepat dan seketika).
·
Heard Once (Media radio di dengar secara sepintas).
·
Secondary Medium Half Ears Media (Media radio bisa menjadi
teman dalam beraktifitas).
·
Mobile / Portable (Media radio mudah dibawa kemana saja).\
·
Local (Media radio bersifat lokal, hanya di daerah yang ada
frekuensinya).
·
Linear (Media radio tersusun secara sistematis).
Selain dari sembilan karakteristik yang ada diatas dapat
ditambahkan kekuatan/kelebihannya. Menurut A.Darmanto dalam tulisannya (Radio:
Media yang terpinggirkan, mampukah membangun kota?) yaitu :
·
Rapidity (Tingkat kecepatan menyampaikan informasi cukup
tinggi).
·
Wide Coverage (Jangkauan wilayah siarannya luas).
·
Simultaneous (dapat dinikmati secara serentak dalam waktu
yang sama).
·
Illiteracy (dapat dinikmati oleh yang buta huruf).
Jika melihat karakteristik serta kekuatan yang dimiliki
radio, tentunya tidak salah lagi jika kita memanfaatkan media radio ini dalam
dunia pendidikan. Dengan adanya radio tentunya pembelajaran akan lebih
menyenangkan. Anak-anak dapat menikmati kembali cerita atau dongeng melalui
radio yang dengan karakteristiknya hanya “suara” akan mampu membangkitkan daya
imajinasi anak itu sendiri. Selain itu, radio masih dipandang oleh para pemilik
opini sebagai saluran yang mempunyai pendengar efektif (Redi Panuju, Nalar
Jurnalistik: Dasarnya Dasar Jurnalistik, Bayumedia Publising, 2005).
Artinya baik guru yang menyampaikan materi pembelajaran
maupun siswa sebagai audiens bisa saling bertukar pendapat tentang materi
pelajaran yang disampaikan. Radio juga menjujung tinggi perbedaan karakteristik
pendengarnya. Tidak selamanya siaran melalui media radio terkesan formal.
Melalui cerita-cerita tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri. Pendengar
senang mendengarkannya, pesan yang akan disampaikan pun tersampaikan dengan baik.
Adanya media radio pendidikan merupakan perkembangan baru
yang memberi nuansa positif dalam penyebar luasan informasi pendidikan.
Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang program pendidikan akan meningkatkan
kemauan masyarakat untuk terlibat dalam mensukseskan program-program pendidikan
yang dicanangkan pemerintah. Secara sederhana dapat kita sadari bahwa program
siaran pendidikan dari media radio akan memberi pembelajaran kepada masyarakat
pendengar yang akhirnya akan meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat.
Setelah adanya radio sebagai media pendidikan, maka sebaiknya
perlu adanya pengelolaan yang baik agar nantinya dapat tetap berjalan pada
jalurnya. Keberhasilan dalam mutu Siaran Radio Pendidikan antara lain
ditentukan kualitas manajemen. Karenanya program ini akan semakin efektif
apabila dikelola secara ahli. Berbagai produk teknologi komunikasi/ informasi,
termasuk di dalamnya media radio, memiliki ciri khas, yaitu menjanjikan
kecepatan, ketepatan, kepraktisan dan kualitas dalam mencari, mengumpulkan
menyeleksi, mengolah dan menyajikan informasi. Sesuai dengan ciri khas media
radio sebagai salah satu produk teknologi elektronika maka menjadi keharusan
bahwa manajemen yang diterapkan dalam penyelenggaraan siaran harus manajemen
yang dinamis.
Pada umumnya para guru berpendapat bahwa siaran radio
pendidikan bermanfaat menambah wawasan untuk mengajar, meski sebagian tidak
mengetahui kalau hingga hari ini siaran tersebut masih mengudara. Bagaimana
langkah ke depan agar siaran ini menjadi efektif?.
Menurut Rini Rahayu, (mahasiswa PPS Unnes, wacana Suara
Merdeka 13 September 2005) ada beberapa langkah alternatif yang perlu
ditegakkan agar siaran efektif yaitu :
Agar siaran radio rendidikan bisa didengar dan berhasil
menjadi media peningkatan wawasan guru dalam proses belajar mengajar kepada
peserta didik, Balai yang ditunjuk sebagai pengelola, hendaknya berperan aktif
melaksanakan prinsip-prinsip organisasi terutama koordinasi kepada kelompok
belajar agar selalu memonitor dan mengikuti siaran
· RRI yang ditunjuk diantara beberapa media yang menyiarkan
siaran radio pendidikan tidak ada salahnya jika senantiasa gencar memutar
"promo acara" agar siaran ini dapat diketahui. Karena melakukan
koordinasi dengan stakeholders dan instansi terkait merupakan bagian tugas dan
fungsi dari RRI.
· Untuk mendapatkan produksi paket siaran radio pendidikan yang
berkualitas, pihak BPMR hendaknya tetap komit mengaktualisasikan prinsip dan
fungsi manajemen yang dinamis, sehingga dapat dihasilkan mutu paket yang
menarik, enak diikuti juga pesan yang disampaikan diterima, yang pada akhirnya
bisa mempengaruhi pola pikir dan perilaku mereka dalam mengefektifkan proses
belajar - mengajar.
· Sebagai pendidik idealnya menyadari dan beraplikasi terhadap
pendidikan yang mempunyai konsep pendidikan sepanjang hayat sehingga
mendengarkan dan mengikuti radio pendidikan merupakan kegiatan sebagai
pengayaan.
· Pihak-pihak yang terlibat dalam radio pendidikan hendaknya
duduk bersama menentukan langkah terbaik agar diklat siaran ini dapat efektif.
Jika fungsi dari media radio telah diketahui, serta banyak
manfaat yang dapat diambil apalagi dengan adanya manajemen yang baik, maka
kenapa tidak kita menggunakan radio sebagai media pendidikan melalui siaran
radio pendidikan.
Oleh karena itu globalisasi yang tidak terhindarkan harus
diantisipasi dengan pembangunan karakter keluarga sehingga penguatan jati diri
dan kearifan lokal yang dijadikan sebagai dasar pijakan dalam penyusunan
strategi dalam pelestarian dan pengembangan budaya. Upaya memperkuat jati diri
keluarga dapat dilakukan melalui penanaman nilai-nilai budaya dan kesejarahan
senasib dan sepenanggungan diantara keluarga sehingga perlu dilakukan
revitalisasi budaya daerah untuk memperkuat jati dir serta nilai-nilai yang ada
di dalam keluarga.
PENUTUP
A.
Simpulan
Perkembangan
dunia industri media, terutama di bidang penyiaran yang begitu cepat. Sementara
di sisi lain, tingkat kesadaran masyarakat, akan dampak media masih begitu
rendah. tayangan yang sehat dan bermartabat haruslah menjadi prioritas utama di
bandingkan dengan penyalagunaan media tersebut dengan cara negatif sehingga
perubahan prilaku masyarakat khususnya keluarga menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bappenas (2006).
Studi Kebijakan Pengembangan Anak Usia Dini yang Holistik dan
Terintegrasi.
Bappenas (2008).
Strategi Nasional Pengembangan Anak Usia Dini Holistik – Integratif.
Dominick, Joseph R.
(1996). The Dynamics of Mass Communication.
Gardner, Howard
(1993). Multiple Intelligences: The Theory in Practice.
Gertz, C (1993). The
Interpretation of Cultures: Selected Essays. London: Fontana.
Abrar, Ana Nadya. 2003. Teknologi Komunikasi: Perspektif Ilmu
Komunikasi. Yogyakarta: LESFI
Curran, James & Michael Gurevitch (Eds.). 1991. Mass Media and Society. London: Edward Arnold
Darmanto, A. “Aplikasi Nilai-nilai Jurnalisme
Warga pada Radio Komunitas”, dalam Jurnal Komunikasi UII ,Volume
1 Nomor 2, April 2007.
Fidler, Roger. 2003. Mediamaorfosis.
Yogyakarta: Bentang Budaya
Harsono, Nonot. ”Apa yang Harus Dilakukan
Pemerintah?”, KOMPAS, edisi 5 September 2008.
10.00 |
Category: |
4
komentar
Comments (4)
untuk bahan tugas keren min, mantap
izin share blog min http://ititudisini.blogspot.co.id/
ijin bentar ya gan
Bandar Domino
Bandar Sakong
Agen BandarQ
Bandar Poker
Cheat Judi Sakong
Spades Touch up the game controller | Tioga Design
Spades Touch up the sia titanium game controller. titanium max trimmer We titanium nail will have an incredible babyliss pro titanium flat iron look at the game, design and more! This one-of-a-kind game is coming babyliss pro titanium straightener to the iGaming market.
t105a0jfjzh827 wholesale sex toys,sex chair,dildo,rabbit vibrators,wholesale sex toys,vibrators,G-Spot Vibrators,anal toys,dog dildo x071q3tcrvs731